Kehidupan
kita itu hanyalah perpindahan dari satu titik peristiwa ke titik peristiwa
selanjutnya. Perpindahan itu terus berlangsung meskipun termanifestasi pada
bentuk dan sifat yang berbeda-beda. Selayaknya hidup selayaknya energi, energi
pun terus mengalami perpindahan yang lebih dikenal dengan konversi. Energi
terkonversi dari bentuk satu ke bentuk yang lainnya. Ini sesuai dengan hukum
kekekalan energi yang berbunyi “Energi
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapat berubah
dari bentuk energi satu ke bentuk lainnya”.
Kebutuhan
manusia akan energi merupakan suatu hal yang sangat penting. Hal ini tidak
dapat disepelekan karena apabila telah menyangkut kehidupan manusia, secara
meluas akan menyangkut bangsanya pula. Bahkan ada sebuah kutipan yang berbunyi
“Bangsa yang kuat adalah bangsa yang menguasasi energi.” Dari situ dapat kita
ambil kesimpulan bahwa betapa luar biasanya energi mempengaruhi kehidupan
manusia dan kehidupan bangsa.
Sampai
saat ini yang masih menjadi sumber daya energi primer adalah sumber daya energi
fosil. Menurut Dr. Ir. Andang Widi
Harto, M. T., Sumber daya energi fosil
adalah sumber daya energi yang terbentuk dari proses pemfosilan sisa-sisa
makhluk hidup (tumbuhan, binatang, mikrooganisme) purba akibat proses geologi
lapisan kerak bumi. Sumber daya energi fosil ini hingga
2006 kemarin memberikan kontribusi besar (85%) dalam pemenuhan kebutuhan energi
dunia.
Wujud
sumber daya energi fosil yang digunakan itu berupa batu bara, minyak bumi, dan
gas alam. Dari ketiga wujud itu ketersediaan di alamnya diperkiran sudah akan
habis. Diestimasikan cadangan batu bara akan bertahan sampai 155 tahun kedepan.
Sedangkan ketersediaan sumber daya minyak bumi terbukti dunia secara rata-rata
adalah 42 tahun. Sementara itu ketersedian cadangan terbukti gas alam dunia
sekitar 65 tahun. Data tersebut adalah data ketersediaan kategori terbukti yang
ada dunia tanpa memasukkan kategori-kategori lainnya.
Selain
itu penggunaan sumber-sumber daya energi diatas juga memberikan dampak buruk
bagi lingkungan. Instalasi bangunan pembangkit listrik dengan sumber daya
energi tersebut menyumbangkan emisi CO2 yang cukup untuk menciptakan
efek rumah kaca di bumi ini. Akibatnya pemanasan global pun dapat terjadi di
bumi ini. Apabila pemanasan global telah terjadi maka seruntutan kerusakan
lingkungan pun akan ikut terjadi. Selain itu kerusakan lingkungan area
pertambangan akibat eksplorasi sumber daya energi ini pun juga terjadi. Ada
satu lagi dampak buruk dari penggunaan sumber daya energi ini yaitu emisi gas
NOx dan SOx yang menjadi penyebab hujan asam.
Dari
uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa sebaiknya kita menggantikan
sumber daya energi primer kita sekarang ini dengan sumber daya energi yang
lebih baik. Kita harus mencari sumber daya energi lain yang memenuhi energi
dalam jangka waktu panjang dan juga harus memiliki tingkat polusi yang cukup
rendah. Dan sumber daya energi semacam itu biasa disebut dengan sumber daya
energi terbarukan. Pengertian sumber daya energi terbarukan
adalah sumber daya energi yang tersedia secara terus menerus dalam waktu sangat
lama karena siklus alaminya. Yang termasuk energi terbarukan adalah angin,
surya, air, geotermal, biomass. Dan ada beberapa orang yang memasukkan energi
nuklir sebagai energi terbarukan.
Dari beberapa energi terbarukan itu pun kita
masih harus memilih mana yang paling tepat sebagai sumber daya energi primer
pengganti bahan bakar fosil. Dari situ mari kita analisa beberapa energi
terbarukan, yang pertama adalah angin. Angin adalah sumber energi yang dimanfaatkaan energi dorong dari angin itu sendiri
untuk menggerakkan turbin yang akan menggerakkan generator. Ketersediaan sumber
daya energi angin di Indonesia setara dengan 9290 MW (9,29 GW) dan baru
dimanfaatkan sebesar 500 kW[[1]]. Sementara itu, potensi energi angin di seluruh
dunia adalah sebesar 3700 GW[[2]]. Energi angin memang merupakan sumber daya energi yang bersih.
Namun, instalasi dari pembangkit energi ini cukup mahal. Dan juga energi yang
dihasilkan dari setiap satu instalasi itu relatif kecil. Meskipun lahan yang
dibutuhkan itu relatif sempit tetapi karena energi yang dihasilkan kecil, jadi
tetap membutuhkan lahan yang luas untuk membangun instalasi dengan jumlah yang
banyak.
Kedua yang akan kita bahas adalah energi surya.
Energi surya memanfaatkan radiasi sinar dari sinar matahari yang nantinya akan dikonversikan
melalui panel surya. Ini adalah energi terbarukan yang bersih pula, bahkan
pembangkit energi surya ini bisa dibilang tidak menghasilkan polusi. Potensi
energi matahari di daratan Indonesia (dengan luas daratan 1,9 juta km2,
terletak di katulistiwa, dengan asumsi 50 % cuaca cerah sepanjang tahun)
adalah 238 trilyun Watt (238 ribu GW). Sedangkan
kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia sekarang baru
sebesar 8 MW [[3]]. Kekurangan dari instalasi pembangkit
tenaga surya ini adalah pada biaya dan kebutuhan lahan dalam pembangunan. Biaya
perawatan dari instalasi pembangkit tenaga surya ini bisa dibilang mahal dan
lahan yang dibutuhkan untuk meletakkan panel-panel surya tersebut sangatlah
luas. Dan saya rasa pembangkit ini akan mencapai keefektifannya hanya pada
musim panas saja, pada musim penghujan maka produktivitas energi akan menurun
karena berkurangnya intensitas paparan sinar matahari ke panel surya. Untuk sumber daya energi air dan biomass yang
menjadi kendala bagi sumber daya energi air itu adalah lagi-lagi besarnya
produktivitas energi.
Dari beberapa energi terbarukan di atas belum ada
yang cukup efektif untuk menggantikan sumber daya energi primer yang sekarang.
Dan bagaimana dengan sumber daya energi nuklir ? Sumber daya energi nuklir
adalah sumber daya yang memanfaatkan energi yang ditimbulkan dari reaksi inti.
Sumber bahan bakar energi nuklir itu bisa berupa sumber daya energi fisi nuklir
(uranium, torium), material radioaktif alami, sumber daya energi fusi nuklir
(deuterium, litium). Kerapatan energi dari uranium itu sendiri sangat besar,
yaitu 1 kg uranium dapat menghasilkan energi sekitar 50.000 kwh dibandingkan
dengan 1 kg minyak bumi yang hanya dapat menghasilkan sekitar 4 kwh. Ketersediaan
sumber daya energi nuklir di dunia dapat dilihat dari tabel 1.
Secara umum kriteria reaktor generasi 4 adalah
reaktor yang mempunyai kemampuan pembiakkan (breeding) dan memiliki efisiensi
konversi yang lebih tinggi. Dan juga pada beberapa jenis reaktor jenis 4 ini
ada yang dapat memanfaatkan kembali limbah dari reaktor lainnya untuk dijadikan
sebagai bahan bakar reaktor tersebut.
Berbagai
desain reaktor nuklir maju (advanced nuclear reactor) yang didesain
untuk mampu membiakkan Pu-239 dari U-238 adalah GFR (Gas
Cooled Fast Reactor), SCR (Sodium Cooled Reactor), LFR (Liquid
Metal Reactor), dan SCWR (Supercritical Water Reactor). Sedangkan
berbagai desain reaktor nuklir maju yang didesain untuk mampu membiakkan U-233
dari Th-232 adalah LWBR (Light Water
Breeder Reactor), SCWR (Supercritical Water Reactor), dan MSR (Molten Salt Reactor). Dengan kemampuan pembiaakan ini secara rasional
diharapkan dapat mencapai efisiensi pemanfaatan bahan bakar hingga 90%. Itu
sama saja dengan peningkatan pemanfaatan bahan bakar sampai 150 kali dari
teknologi reaktor sebelumnya (LWR/Light Water Reactor). Reaktor LWR dan
beberapa di bawah generasi 4 belum bisa melakukan fungsi breeding dan belum
bisa memanfaatkan torium.
Ada asumsi yang harus dilakukan untuk mengestimasi
rentang ketersediaan sumber daya energi nuklir dengan penggunaan reaktor nuklir
maju. diambil
asusmsi bahwa semua LWR telah diganti dengan reaktor nuklir maju. Dengan mengunakan reaktor maju, torium, DU dan bahan bakar bekas LWR dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar nuklir. Jika
seluruh uranium dan torium RAR digunakan sebagai bahan bakar maka ketersediaan
itu mampu menyediakan energi selama sekitar 1040 tahun. Jika ditambah dengan pemanfaatan DU dan bahan
bakar bekas LWR, maka rentang ketersediaan bahan bakar nuklir RAR (uranium dan
torium) ditambah DU dan bahan bakar bekas LWR dengan skenario mengganti semua LWR dengan reaktor maju maka menjadi 1580 tahun. Jika sumber daya IR
diperhitungkan, rentang keberadaanya menjadi 3440 tahun. Bahkan dalam berjalannya waktu ribuan tahun itu apabila akhirnya
ditemukan reaktor fusi nuklir maka rentang ketersediaan sumber daya energi nuklir
bisa mencapai jutaan tahun dengan sumber daya energi dari deuterium dan litium
yang dapat diperoleh dari air laut.
Selain produktivitas energinya yang besar dan
rentang ketersediaannya yang panjang, instalasi pembangkitannya tidak
membutuhkan lahan yang luas. Polusi yang dihasilkan pun hampir tidak ada karena
limbah dari reaktor masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahkan ada prosedur
tersendiri dalam penanganan limbah agar tidak merusak lingkungan. Masalah
keamanan reaktor pun semakin meningkat generasinya semakin meningkat pula
keamanannya.
Dari ketersediaan bahan bakar nuklir yang mencapai
ribuan tahun itu dan polusi yang terminimalisasi dengan baik serta berbagai
uraian diatas. Apalagi apabila reaktor fusi nuklir itu telah dapat dikembangkan
dan dimanfaatkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa energi nuklir ini menurut saya
termasuk dalam energi terbarukan. Dan energi nuklir ini juga sebagai sumber
daya energi yang cocok untuk pengganti sumber daya primer kita yang sekarang
akan habis. Dengan begitu energi nuklir menjadi solusi terbarukan bagi energi
terbarukan untuk menjawab problematika energi dunia.
Glosarium :
-
RAR (reasonably
assured resources), atau sumber daya terbukti (proven resources)
-
IR (inferred
resorces) atau EAR (estimated additional resources) atau sumber daya
terindikasi
- DU (Depleted Uranium) adalah uranium dengan kandungan isotop fissile U-235 yang lebih rendah daripada uranium alami.
Daftar bacaan :
· TEKNOLOGI REAKTOR MAJU (oleh : Dr. Ir. Andang Widi
Harto, M. T.)
·
KOGENERASI
NUKLIR (oleh : Dr. Ir. Andang Widi Harto, M. T.)
[1] Pemerintah
Republik Indonesia , Blue
Print Pengelolaan Energi Nasional 2005 – 2025, Lampiran B1, Jakarta , 2005
[2]
World Energy Resources and
Consumption – Wikipedia, free encyclopedia, Bab 2 Resources
[3] Pemerintah
Republik Indonesia , Blue
Print Pengelolaan Energi Nasional 2005 – 2025, Lampiran B1, Jakarta , 2005
[4] Diolah dari
sumber-sumber yang disebutkan dalam tabel tersebut
good :D
BalasHapusterima kasih rin :D
Hapusselamat ya buat dosen teknik yang berhasil menemukan metode yang lebih aman yang lebih aman dalam pengembangan reaktor nuklir yaitu dengan pendekatan fusi dingin
BalasHapusmungkin yang anda maksud itu fisi dingin :)
Hapuskarena fusi itu smpai skrng belum dapat dilakukan pada reaktor