Selasa, 30 April 2013

curhatan ketua angkatan (Part I)


Melihat kekompakkan itu aku iri. Melihat persatuan itu aku iri. Melihat kuantitas itu aku iri. Dari situ muncul lah pertanyaan. Apa yang salah dari kami sehingga tak bisa seperti itu ? atau aku ubah pertanyaannya, apa yang salah dari aku sehingga tidak bisa membimbing menjadi seperti itu ? ya mungkin pertanyaan yang kedua itulah yang paling tepat. Masih banyak kekurangan dalam diriku. Ajakan manisku terkadang di jawab dengan pahit, itu bukti bahwa aku masih kurang merangkul kawan-kawanku. Aku sepertinya juga masih jauh dengan kawan-kawan ku.  Aku tahu masing-masing dari orang punya kehidupannya masing-masing dan aku pun punya kehidupan. Ya mungkin masih kurang aku memberikan waktu  untuk tanggung jawab ini. Apa yang harus aku lakukan ? pikir sudah mulai tak kuasa mencari jawaban. Ditambah kondisi yang terkadang menyurutkan semangat juangku. Egoku terkadang mencuat karena atmosfer ego yang menyelimuti langit jalanan ini. Jalanan gelap yang terselimut kabut ego berimbas pada jarak pandang mata kebijaksanaan yang berkurang, membuat sesak nafas pengorbanan dan mencekik leher-leher kesabaran. Lempeng-lempeng amarah pun terkadang bergemuruh, bergoncang tak tentu menggetarkan tiang hembusan nafas penenangan.

Semua bencana alam bawah sadar itu adalah kekuatan. Semua yang tak membunuhmu bisa membuatmu menjadi bertambah kuat, aku rasa semua tadi aku jadikan kekuatan. Setiap mimpi yang telah tergantung tinggi dan telah ditopang pilar-pilar keyakinan pasti suatu saat ada palu-palu kehidupan yang mencoba merobohkannya. Tinggal bagaimana sikap kita menghadapi palu-palu tersebut saja. apakah kita hanya akan mengusir palu-palu dan membiarkan retakan-retakan itu ? Atau akan kita rebut palu-palu itu dan kita jadikan kekuatan ? Aku rasa aku akan lakukan yang kedua.

Meskipun aku terkadang merasa berjalan sendiri tapi aku juga selalu ingat bahwa disamping tegaknya aku berdiri ada mereka yang juga tegak berdiri memandang pada satu titik yang sama. mereka-mereka yang berada pada rentang frekuensi yang sama. mereka-mereka yang berinterferensi konstruktif menjadi suatu gelombang tujuan kebersamaan. Terima kasih untuk “mereka” yang aku sebutkan.

Ingatlah kawan-kawanku, saudara-saudaraku kita hidup di dunia ini tidaklah sendiri. Bolehlah kita menjalani hidup kita masing-masing dengan cara masing-masing. Semua tentang kehidupan kalian tentu kebebeasan ada pada kalian. Namun, kebebasan itu terbatas juga oleh kebebasan orang lain. Kehidupan kita pun juga terbatas kehidupan orang lain karenan memang satu kehidupan dengan kehidupan yang lain terdapat pola yang bisa terhubung. Hargailah mereka yang telah mau mengorbankan hidup mereka untuk kepetingan bersama dengan tanpa menghilangkan kebebasan kalian dalam melangkah.

Tulisan ini ditulis bukan untuk pencitraan atau tujuan pamer dan tujuan-tujuan negatif lainnya. tujuan penulisan ini hanyalah pembelajaran dari pengalaman hidup seseorang. Dan “aku” yang disini belum tentu aku.

Bertebaran kalian dan berkaryalah kalian dalam kehidupan masing-masing ! dan jadilah seseorang yang sukses dalam naskah kehidupan kalian ! 

1 komentar: