Kamis, 30 Januari 2014

kemana lagi aku mencari

kemana lagi aku mencari
sebuah pandangan hakiki
tentang jejak langkah yang kujajaki
pencarian sebuah arti yang murni

arti untuk selalu memberi
ketika memberi tak dihargai
arti untuk selalu berbagi
ketika berbagi pun tak dimaknai


padahal tulus selalu coba mengiringi
dalam setiap kisah yang kuhampiri
padahal ikhlas selalu coba menyelimuti
dalam setiap kasih yang kusinggahi

kemana lagi aku mencari
sebuah unsur manusiawi
tentang  nurani yang selalu memaknai
akan sebuah perasaan hidup sang insani

perasaan mendalam dalam mengerti
ketika mengerti disalah arti
perasaan tulus dalam menyayangi
ketika menyanyangi selalu dituntut bukti

padahal segala ke-aku-an telah pergi
dalam setiap hati yang kupasrahi
padahal setia selalu kokoh berdiri
dalam setiap tingkah yang kujalani

Tuhan mempunyai rencana-Nya tersendiri
untuk membentuk sebuah pribadi
Tuhan maha Mengerti
akan semua arti yang kupertanyakan kini

suatu hari nanti akan kutemukan arti
ketika segala tindak tanpa tapi
ketika perasaan bukan sekedar teori
ketika manusia lebih mendalami interaksi





Sabtu, 25 Januari 2014

hidup, hidup, dan hidup...

hidup, hidup, dan hidup...
suatu perjalanan duniawi
suatu jembatan menuju ukhrawi
sebuah langkah yang tak bisa diulang lagi

hidup, hidup, dan hidup...
yang mengiringi pertumbuhan seorang bayi
mengantarkan logika dan imajinasi
menjadi seorang yang lebih ber-aji

hidup, hidup, dan hidup...
selalu ada pilihan yang berarti
selalu ada masalah penunjang diri
selalu suka dan duka menghampiri

hidup, hidup, dan hidup...
terkadang terasa tak adil
terkadang membuatmu merasa kerdil
terkadang menjadikanmu terkucil

hidup, hidup, dan hidup...
kau memilih untuk bagaimana
kau memilih untuk mengapa
kau memilih untuk kapan masanya

hidup, hidup, dan hidup...
terbekali sebuah perasaan
bahagiamu adalah sebuah pilihan
sedihmu adalah sebuah pembelajaran

hidup, hidup, dan hidup...
segala nikmat datang dari-Nya
segala kuasa ada pada-Nya
maka segala sujud harus pada-Nya

hidup, hidup, dan hidup...
kuasamu akan hidupmu hanya fana
segala pilihmu hanya sementara
tetap tangan-Nya yang selalu menghela segalanya

hidup, hidup, dan hidup...
kau memulainya
kau melaluinya
kau meninggalkannya

Jumat, 24 Januari 2014

satu rindu

dalam sebuah perhelatan drama dari mimpi fana
teruntuk dia yang menjadi pemeran utama
terkait dalam ruang rindu yang tak terikat masa
sebuah rindu tanpa jeda

ini  bukan tentang jebakan ruang nostalgia
tetapi tentang dia yang sekarang ada
menjadi segala alasan untuk berada
menjadi satu candu asmara membara

terkait rindu yang tak bersua
entah ini sebuah rasa saja
atau sebuah tingkatan prasangka
entah hanya aku yang merasa

rindu adalah sebuah rasa
yang indah bila terasa berdua
atau lebih dari sekedar berdua
tapi meski satu tetap bisa tercipta

entah akan sama atau berbeda
satu membuatnya lebih bermakna
satu membutanya lebih membahana
satu membuatnya lebih menjelma

satu rindu satu jiwa
satu jiwa satu hati
satu hati satu manusia
satu manusia teruntuk satu manusia


Senin, 13 Januari 2014

LPG (Loh Pemerintah Galau ?)


Dewasa ini tepatnya 2 minggu kemarin 1 Januari 2014 Pertamina mengeluarkan kebijakan kenaikan harga LPG 12 kg non-subsidi. Keputusan kenaikan ini cukup menuai kontroversi. Alasan Pertamina melakukan penaikan harga LPG berdasar pada rekomendasi BPK pada “Laporan Hasil Pemeriksaan Kinerja Atas Implementasi Kebijakan Energi Nasional Sektor Gas dengan Area Kunci Pendistribusian LPG Tahun 2011 dan 2012 Pada PT Pertamina (persero)” tertanggal 05 Februari 2013. Pada bab “Rekomendasi” point 5 disebutkan bahwa Pertamina direkomendasikan untuk menaikkan harga LPG 12 kg non-subsidi untuk mengurangi kerugian Pertamina. Dengan itulah akhirnya Pertamina mengeluarkan keputusan menaikkan harga LPG sebesar Rp  3.500 per kg.
Terlebih lagi belum ada sepekan muncul kompromi dari pihak pemerintahan akan kenaikan tersebut. Kebijakan kompromi dilakukan antara Presiden SBY yang diwakili Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menteri ESDM Jero Wacik, direksi PT Pertamina (Persero), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), pada Senin 6 Januari 2014 (Hamzah, 2014).
Dan hasil dari kompromi tersebut secara resmi Pertamina merevisi besaran kenaikan harga LPG 12 kg menjadi Rp 1000 per kg pada hari selasa pukul 00.00 WIB (dini hari). Lagi-lagi keputusan ini menuai kontroversi dibeberapa kalangan. Karena dengan adanya revisi kenaikan mengakibatkan agen-agen LPG dapat mengalami kerugian. Agen yang telah menyetok LPG yang mereka beli pada saat kenaikan LPG Rp 3500 per kg diharuskan menjual dengan harga pada saat kenaikan Rp 1000 per kg. Sanksi tegas akan dilakukan kepada agen yang menjual masig dengan harga kenaikan awal. Harga resmi dari Pertamina yang dikeluarkan setelah revisi berkisar antara Rp.89.000,- hingga Rp 120.100,-  (tergantung lokasi). Untuk menghindari kerugian, di beberapa agen memang masih ada yang menjual di atas harga resmi dengan alasan untuk menghabiskan stok lama terlebih dahulu.
Hal lain yang menjadi sorotan adalah posisi pemerintah dalam penentuan kebijakan kenaikan harga LPG 12 kg ini. Ada dua perbedaan pendapat mengenai hal ini. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melalui ketuanya yaitu Nawir Messi mengatakan bahwa Pertamina telah mengambil peran pemerintah dalam penentuan harga LPG, sesuai putusan Mahkamah Konstitusi yang beliau sampaikan melalui surat elektronik yang diterima Gresnews.com. Menurut Nawir, tindakan Pertamina ini tidak sesuai dengan pola persaingan dan penetapan harga elpiji sebagaimana bauran bahan bakar minyak dan gas lainnya yang tunduk pada UU nomor 22 tahun 2011 tentang minyak dan gas bumi (UU migas) sebagaimana diubah dengan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 002/PUU-I/2003 tanggal 15 Desember 2004 yang menyatakan tidak mengikat pasal 28 UU migas ini (Ramidi, 2014).
 Artinya bahwa pasal 28 UU migas yang menyatakan “harga BBM/gas bumi diserahkan pada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar” tidak dapat digunakan sebagai dalil Pertamina untuk menaikkan harga LPG tanpa mendapat persetujuan Pemerintah. Namun, halyang berbeda disampaikan oleh Jero Wacik yang menyatakan sebalikya di Jakarta. Beliau mengatakan bahwa wewenang menaikkan harga LPG 12 kg ada di tangan PT Pertamina. Sedangkan Pemerintah tidak memiliki wewenang didalamnya karena produk LPG 12 kg merupakan produk non-subsidi. Sama halnya dengan BBM Pertamax yang dapat dinaikkan kapan saja oleh perusahaan. Jero juga mengatakan, keputusan lebih lanjut mengenai kenaikan harga gas elpiji 12 kg ini akan dibahas pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina. Dari situ dapat kita lihat bahwa posisi pemerintah bukanlah pemberi keputusan harga melainkan masukan dari pemerintah dapat disebut sebagai rekomendasi. Jadi, apa posisi pemerintah ? kenapa tiba-tiba pemerintah masuk dalam hal ini ? ada tercium bau unsur politis yang tajam pada kasus LPG 12 kg ini. Mengingat tahun 2014 adalah tahun pemilu dimana citra sangat diperlukan saat ini.
Kenaikan harga LPG 12 kg ini dapat menimbulkan sebuah efek tentunya. Kepada siapa ? masyarakat lah pastinya. Kenaikan LPG 12 kg ini dikhawatirkan akan memberatkan masyarakat kecil. Sebenarnya segmentasi penjualan LPG 12 kg adalah kepada kalangan menengah keatas. Terbukti pada data penjualan yang menunjukkan bahwa dari 100% penjualan LPG Pertamina tahun 2010 yang hanya 23% dan sebagian besar sisanya adalah LPG subsidi.
Ada sebuah kemungkinan juga dengan kenaikan ini akn ada migrasi masyarakat yang tadinya menggunakan LPG 12 kg akan berganti menggunaka LPG 3 kg. Hal ini dapat mengakibatkan permintaan LPG 3 kg yang bersubsidi ini meningkat dan bias-bisa terjadi kelangkaan. Dan kelangkaan inilah yang akhirnya dapat membuat rakyat sengsara karena masyarakat kecil lah segmentasi pasar LPG 3 kg ini.  Hal ini pun juga harus menjadi sorotan bagi para pemangku kebijakan.
Menanggapi hal tersebut BEM KMFT mengadakan sebuah kajian mengenai kasus LPG. Kajian yang difasilitasi oleh departemen Kajian Strategis BEM KMFT dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2014 pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 16.30 WIB di Kantor Pusat Fakultas Teknik, UGM.
Dari kajian tersebut, BEM KMFT telah mengambil sebuah sikap untuk mengenai kasus LPG yang sedang panas ini. BEM KMFT mengambil sikap setuju dengan kenaikan atau pro dengan kenaikan dengan alasan :
1.      Menyikapi kerugian yang selama ini ditanggung Pertamina
Berdasarkan penghitungan yang dilakukan BPK, selama dalam kurun sejak 2008 hingga saat ini Pertamina telah mengalami kerugian sebesar Rp 22 triliun. Pada penjualan selama tahun 2011 sampai dengan 2012 Pertamina mengalami kerugian sebesar Rp 7,73 triliun. Apabila kenaikan tidak segera dilakukan kedepannya kerugian tersebut dikhawatirkan akan semakin membesar dan dapat memperburuk keadaan. Menurut Milton Pakpahan, angka tersebut didapat dari harga jual selama ini Rp 4.944 per kg, sementara harga keekonomisannya adalah Rp 10.785 per kg (terdapat selisih  Rp 5.841 per kg). Artinya apabila dinaikkan Rp 3500 per kg pun Pertamina masih akan mengalami kerugian sebesar Rp 1981 per kg (dalam wartajakarta.com , 2014).
2.      Untuk mengimbangi dampak negatif di bidang ekonomi akibat meningkatnya nilai tukar dollar terhadap rupiah.
Kurs dollar terhadap rupiah yang telah naik tinggi hari ini apabila dibandingkan dengan tahun 2009 tahun terakhir harga LPG dinaikkan (Rp 100 per kg). Pada web BCA (http://www.bca.co.id)  tertanggal 13 Januari 2014 / 16:27 WIB kurs dollar jual Rp 12.225,- dan beli Rp 11.925,- . Lalu apa hubungannya dengan LPG ? perlu diketahui bahwa bahan baku LPG 56-60% itu diimpor dari luar negeri kata VP Gas dan Gas Domestik Pertamina Gigih Wahyu Irianto ditemui di Kantor Pertamina, Senin 6 Januari 2014 (dalam Dhany, 2014). Dari situ jelas sekali bahwa kurs dollar akan sangat berpengaruh terhadap cost production sebuah LPG.
3.      Untuk memperkecil range harga keekonomian LPG dengan harga LPG sebelum kenaikan
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa harga keekonomian LPG adalah Rp 10.785 per kg. harga tersebut adalah harga jual minimal agar produsen tidak merugi dalam penjualan, dan misalpun tercapai keuntungan belum didapat. Jika seandainya pada suatu saat nanti bangsa ini harus dihadapkan dengan harga LPG yang harus naik lagi, dengan sudah naiknya sekarang menjadi langkah awal dan mengurangi range harga dengan harga keekonomiaannya. Jadi jika harus mencapai harga keekonomian itu range sudah tidak terlalu jauh lagi. Disuatu saatnya nanti itu menaikkannya tidak terlalu tinggi sehingga tidak terlalu mengkagetkan masyarakat.
Kami setuju dengan kenaikan ini belum dapat menyebutkan kuantiatas harga mana yang kami setujui karena kami belum dapat melakukan analisis kuantitatif yang memerlukan waktu dan data serta metode yang cukup rumit agar didapat satuan harga yang valid. Kami baru saja melakukan kajian dengan analisi kualitatif yang dibantu dengan data-data baik kualitatif maupun kuantitatif. Dalam  sikap kami ini, kami melampirkan beberapa persyaratan kepada pemerintah maupun pihak Pertamina, yaitu
1.      Dengan adanya kenaikan harga setidaknya Pertamina memiliki uang lebih yang dapat dialokasikan ke sector lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat atau bangsa.
2.      Adanya kejelasan mekanisme pengambilan keputusan penentuan harga produk-produk dari Pertamina.
3.      Kejelasan kriteria sasaran LPG 3 kg bersubsidi.
4.      Peningkatan pengawasan terhadap penjualan LPG 3 kg bersubsidi agar tepat sasaran sesuai dengan kriteria yang telah ada.
Begitulah hasil kajian yang kami lakukan. Segala kekurangan mungkin masih banyak ada pada kami yang masih belajar ini. Terima kasih atas dukungan dari pihak-pihak yang bersangkutan. Mari bergerak untuk bangsa dan negara kita, Indonesia.
“Lebih baik kau bergerak salah, lalu dibenarkan dari pada kau terus terdiam  menanti sebuah keniscayaan”


berikut kami lampirkan link, "Laporan Hasil Pemeriksaan Kinerja Atas Implementasi Kebijakan Energi Nasional Sektor Gas dengan Area Kunci Pendistribusian LPG Tahun 2011 dan 2012 Pada PT Pertamina (persero)" dari BPK
http://www.bpk.go.id/en/wp-content/uploads/2014/01/LHP-Kinerja-atas-Implementasi-Kebijakan-Energi-Nasional-sektor-gas-2011-2012-pada-PT-Pertamina-.pdf



Daftar Pustaka
Dhany, Rista Rama. 2014. 60% Bahan Baku Elpiji Masih Impor. http://finance.detik.com/read/2014/01/06/171949/2459634/1034/60-bahan-baku-elpiji-masih-impor. Diunduh pada 14 Januari 2014.
Hamzah, Zaky Al. 2014. Opera Sabun' Kenaikan LPG 12 Kg. http://www.republika.co.id/berita/ koran/news-update/14/01/09/mz4y1l-opera-sabun-kenaikan-lpg-12-kg. diunduh pada 14 Januari 2014.
Ramidi. 2014. KPPU : Pertamina Tidak Punya Kewenangan Menaikkan Harga Elpiji”. http://www.gresnews.com/berita/politik/92661-kppu-pertamina-tidak-punya-kewenangan-menaikan-harga-elpiji. Diunduh pada 14 Januari 2014.
Warta Jakarta. 2014. Milton Pakpahan: Penyesuain Harga LPG 12 KG oleh Pertamina Sudah Tepat. http://www.wartajakarta.com/kategori/berita-4369-milton-pakpahan-penyesuain-harga-lpg-12-kg-oleh-pertamina-sudah-tepat.html. diudnuh pada 14 Januari 2014.

Kamis, 09 Januari 2014

"sebuah hubungan terletak diantara kata saling"

"sebuah hubungan terletak diantara kata saling"
Aku sematkan sebuah kalimat pendek tentang inti dari sebuah hubungan. Inti sebuah hubungan ada pada kata saling. Memulai, menjalani, dan mengakhiri suatu hubungan ada pada kata saling. Hakikat hubungan yang akan selalu dibutuhkan manusia sebagai makhluk sosial tak dapat dipungkiri.
Ini bukan saja tentang hubungan antara dua sejoli dalam ikatan yang katanya dinamakan “cinta”. Ini tentang hubungan antar manusia yang ada. Pertemanan, pernikahan, persahabatan, permusuhan, kemitraan bisnis, bahkan keluarga.
Memang hubungan itu terjebak dalam simbol-simbol kehidupan yang disematkan kebudayaan. Nama-nama suatu hubungan yang saya sebutkan diatas adalah contohnya. Adakah yang tau pasti batas antara hubungan-hubungan manusia yang ada. Bahkan standar masing-masing manusia dalam berhubungan saja telah berbeda.
Kembali pada topik kita diatas, bahwa "sebuah hubungan terletak diantara kata saling", apa maksudnya ini ? saya memperhatikan dalam fenomena keseharian saya bahwa memang inti dari suatu hubungan adalah kata saling. Coba kalian perhatikan awal mula kalian menjalin hubungan. Kita ambil contoh pertemanan, kalian mulai berteman ketika kalian SALING mengenal. Ketika hanya satu dari antara kalian saja yang kenal apakah itu akan membentuk suatu hubungan pertemanan? Dan lalu persahabatan pun terjalin ketika kalian berdua sudah SALING mengenal lebih jauh.
SALING mengerti
SALING percaya
SALING memahami
SALING kompromi
SALING memberi
SALING jujur
dan lain sebagainya. Ketika sebuah kata SALING diikuti kata kerja postif sudah menjadi suatu hal yang dilakukan dalam suatu hubungan maka hubungan akan aman, nyaman dan terkendali. Bahagia bukan hal yang tak akan mampir dalam kehidupan hubungan tersebut. Dalam menjalani, menjaga hubungan terutama, sikap SALING sangat dibutuhkan.
Mengapa kata SALING ini penting ? karena dalam berhubungan, ada dua atau lebih hati disana. Hati selalu memiliki perasaan bukan ? apabila hanya sebagian saja yang melakukan kepositifan maka tentu akan sakit rasanya. Ada banyak hubungan yang mana hanya pada sebagian saja yang berperan positif. Bukan berarti yang sebagian lainnya berperan negatif, tetapi dengan bersikap diam saja tak peduli juga akan menyakiti sang postif tadi, apalagi kalau berlaku negatif ?
Sebuah hubungan juga dapat berakhir dengan kata SALING, ketika kata SALING tersebut telah dikuti dengan kata kerja negatif maka dapat menyebabkan berakhirnya suatu hubungan. Pertemanan akan dapat berakhir ketika kalian sudah SALING tidak percaya, SALING membenci, SALING tak mau mengerti dan sebagainya.
Jadi, ber- SALING-lah kalian dalam kebaikan. Ingat dalam hubungan tidak hanya kamu yang memiliki hati, tidak hanya hidup dan waktumu yang terkorbankan. Dalam hubungan kamu tidak hanya bisa menjadi korban, kamu pun bisa menjadi tersangka. Jagalah hubungan kalian dengan seseorang, kau tak akan pernah tau akan bisa menemukan orang yang mau memperlakukan kamu semacam itu lagi atau tidak.

Rabu, 01 Januari 2014

judulnya apa ?

disini aku itu apA
kalian itu siapA
penguasa atau rakyat jelatA
orang bilang si mahasiswA

katanya si orang yang di haraP
katanya si pikirannya siaP
pandai dalam bercakaP
dan selalu menyalakan lilin dalam gelaP

lantas bagaimana dengan kitA
layaklah kita dipanggil mahasiswA
atau sekedar siswa yang tumbuh dewasA
pilihan ada didalam diri andA

(puisi ini diciptakan oleh tiga orang, saya sendiri, D Ardy F, dan mas Gilang Adhitya Pramana)

Sebuah Teriakan


Dan beginilah dunia
Terkadang usaha berasa sia
Apa yang kau lakukan seakan tak berguna
Segala cinta yang hanya menjadi sampah asmara

Lihatlah sekeliling dunia
Dalam kemunafikan mata
Dalam kemunafikan panca indra
Karena tak sama dengan batinnya

Yang benar seakan tak berdaya
Yang salah seakan Berjaya
Yang diantaranya hanya diam semata
Yang berwenang pun jadi gelap mata

Teruntuk kau para mahasiswa
Teruntuk kau yang diharapkan bangsa
Teruntuk kau para pemuda
Teruntuk kau yang membawa cahaya

BERGERAKLAH !
RUBAHLAH !
BERGERAKLAH !
RUBAHLAH !