Kamis, 16 Februari 2017

aku kemarin, kamu hari ini dan esok

Bisa jadi aku embun bagi dirimu matahari
Aku hadir dalam sunyi
Lalu pergi
Sebelum kau menyadari

Bisa jadi aku matahari bagi dirimu pagi
Aku hadir setiap hari
Tak peduli kau menyadari
Atau tidak menyadari karena awan mendung menutupi

Bisa jadi aku pagi bagi dirimu siang
Aku hadir menyemangati
Entah iya atau tidak kau hidupi
Karena terkadang kau tertidur lagi 

Bisa jadi aku siang bagi dirimu sore
Aku hadir menghidupi
Entah kau mengetahui
Karena lebih sering kau sedang sibuk hidup sendiri

Bisa jadi aku sore bagi dirimu senja
Aku hadir mengajak pulang
Entah tak peduli akan dijawab bagaimana
Karena lebih sering kau tetiba hilang

Bisa jadi aku senja bagimu malam
Aku hadir menawarkan keindahan
Entah kamu menikmatinya atau enggan
Bagaimanapun akhirnya aku juga akan terbenam

Bisa jadi aku malam bagimu jiwa yang lelah
Aku hadri menawarkan istirahat dan tempat merebah
Entah kau lelah karena apa atau siapa
Karena lebih sering aku pun kau tinggal tidur pulas begitu saja

bisa jadi aku bukan siapa-siapa
bagi dirimu yang aku anggap tidak biasa
karena pada akhirnya aku selalu menjadi kemarinmu
disaat dirimu selalu aku jadikan hari ini dan esok bagiku 




Jumat, 03 Februari 2017

Indonesia is first to fall into anarchy due to baper.

jadi aku main game namanya "Plague Inc". gameplay dr game ini adalah kita mengatur persebaran sebuah penyakit di dunia. suatu stage permainan, aku menamai penyakit yang aku atur dg nama "baper". iseng aja hahahaha
saya menetapkan penyakit bermula di Indonesia. iseng juga.
lalu di tengah permainan, muncul notif seperti yang ada di gambar.

Indonesia in anarchy
Indonesia is first to fall into anarchy due to baper.

hmmm sounds familliar? mungkin demikian. mendekati realita yang sekarang ada di Indonesia dimana konflik horizontal akibat saling "baper" sedang terjadi. hahahahaha :D
baper itu gpp, tapi kalau kata awkarin asalkan tetap dalam batas wajar. eh??
konflik horizontal yg sedang terjadi entah itu antara Ahok dan yang merasa dinistakan, antara sebagian FPI dg sebgian GMBI, dsb hingga antar netizen hahahaha
yang mungkin bermula hanya dari sebatas kata melawan kata, tetapi jikalau terus dirawat bisa jadi akan berubah menjadi luka melawan luka. mengingat obrolan saya dg bbrapa kawan kuliah saya, bahwa bukan sebuah hal yg tidak mngkn kalau terus dibiarkan dapat terjadi civil war di Indonesia. hayoo kamu bakal memihak Iron Man apa captain america? eh bukan captain ameica, captain Indonesia aja. soalnya kalau captain america civil war di Indonesia, dia pasti langsung kalah. soalnya baru masuk aja bakal langsung diserang dg tuduhan "antek wahyudi", "antek liberal", "antek PKI", lah pki??? "pokoknya ini konspirasi"

laaah mari kembali ke pembahasan kita.
dengan tetap menghormati setiap pihak-pihak yang terlibat di konflik-konflik yang ada, karena siapa yang salah hanya Allah yang berhak menetapkan secara hakiki dan dalam konteks dunia biarkan pengadilan yang menetapkan. konflik-konflik yang terjadi di Indonesia dewasa ini memang meresahkan. saya menggunakan istilah "dirawat" karena saya merasa memamg konflik-konflik ini sedang dirawat dan dipupuk agar terus ada dan membesar. oleh siapa? oleh kita semua (cari aman lah gak mau nyalahin secara spesifik, ntar ane dituntut hehe).
konten-konten di media sosial, berita-berita nasional, dan jejaring informasi lainnya dipenuhi dg informasi-informasi demikian. kebencian, saling melaporkan, saling curiga, kericuhan dan sejenisnya. tidak salah hal-hal tersebut diberitakan hanya saja masyarakat cenderung tidak mengambilnya sebagai informasi yg mencerdaskan, justru menjadi ikut-ikutan menyelahkan atau bahkan menebarkan kebencian.

kadang hanya berbekal jarkoman grup WA dan artikel-artikel di Fb, setiap orang tetiba menjadi pakar. mencuatkan ide dan argumen yang berorientasi untuk menyalahkan, bukan membenarkan. jelas beda ya antara yg mau menyalahkan dan yang mau membenarkan.

ya saya tak bisa membayangkan dan jelas tidak menginginkan, Indonesia yang sudah "cukup" damai dan "cukup" merdeka ini harus dilanda perang saudara. jelas tidak akan mengenakkan.

yok lah minimal cerdas dlm memilah informasi dan bijak dalam membagikannya. percantik timeline dg hal-hal yang lain. tidak melulu ttg ribut lagi ribut lagi.
dengan tidak menutup informasi apapun untuk dibagi, mari kita juga berbagi yang indah untuk dibagi.
kekacauan informasi dan keresahan publik itu bagian dari terorisme, janganlah kita menjadi bagian yang menyukseskan hal tsb :)
ingat, kita tidak bisa berada di dua posisi sekaligus. jikalau kita bukan bagian dr solusi, berarti kita bagian dr masalah ^.^

-sambat sambi numpak sepur-

M. Hibatur Rahman
Pria pencari beasiswa, kerja, dan mertua

Tuhan yang Maha Paling

dan dalam sesembahannya masing-masing, kita mendekat kepada Tuhan kita masing-masing.
lalu kenapa sebagian dr kita pusing-pusing untuk membuat yang beda jadi asing?

menjadikan yang lainnya asing, mungkin agar mereka menjadi yang paling.
tak apa merasa paling, asal itu tak membuatmu mengejar dan memperlakukan yang lainnya seakan maling.

karena menjadi tak penting untuk memperdebatkan mana yang paling. hanya bikin pusing tujuh keliling.

Tuhan yang Maha paling, itulah yang terpenting. lebih baik kita saling sibuk menuhankan Tuhan kita masing-masing, tanpa saling teriak maling apalagi saling membanting. lalu setelah itu, jangan lupa tetap menjadi manusia yang tidak sinting. yaaa saling sapa, saling menghargai, saling megasihi, tak mempertebal dinding justru saling mencintai dalam hening dan hidup harmonis dalam bising.

Minggu, 08 Januari 2017

[PERCAKAPANKU dengan PAPRIKA]

note : mungkin aku sudah gila

 "Hai paprika merah"

 "Halo manusia coklat, hahaha"

"Ah kamu hahahaha"

"Ada apa wahai manusia? Kau butuh cerita?"

"Iya paprika merah, berikanlah kami petuah"
Meski aku merah tetapi aku tetaplah paprika. Aku tidak membeda dengan kawan-kawan paprika lainnya. Bahwa kami sebangsa paprika sadar bahwa kami adalah paprika. Perbedaan kami hanya ttg warna dan rasa. Namun, memang kami sadar kami tak bisa saling berinteraksi selayaknya kalian manusia. Memanglah semakin tinggi intensitas interaksi maka semakin tinggi pula kemungkinan konflik terjadi. Begitulah kalian manusia."

"Hmm.. begitu. Kamu disini sendiri?"

"Terkadang sesuatu yg nampak sendiri tidak benar-benar sendiri. Aku disini bersawa kawanku paprika kuning."

"Dimana dia?"

"Baiklah akan ku pertemukan..."
"ini kawanku paprika kuning"

"Halo paprika kuning."

"Halo manusia coklat hahahaha"

"Kau teman dekatnya paprika merah?"

"Oh iya, kebetulan kami juga tumbuh bersama."

"Apa arti kebersamaan bagimu praprika kuning?"

"Bersama itu sebenanrnya sesederhana tidak merasa sendiri. Tidak selalu harus selalu berhimpit berdua atau lebih dr dua untuk dikatakan bersama. Oleh karena itu, terkadang mereka yang saling berjauhan itu justru lebih bersama dr pada mereka yang bertemu setiap hari berduaan setiap hari tetapi hatinya sama-sama saling menjauhi."

"Hmm..."

"Mereka mempertegas perbedaan, menebalkan ketidaksamaan, dan meneriakan ketidakcocokan. Dalam arti luhur kebaikan atau bahkan agama mengapa justru membuat kita tidak bisa bersama?"

"lalu bagaimana caramu dan paprika merah serta paprika-parika lainnya untuk tetap sadar akan kebersamaan?"

"Sesederhana sadar bahwa hidup ini terlalu mulia untuk dijalani sendirian, hidup ini terlalu sebentar untuk saling membedakan secara keterlaluan, hidup ini terlalu luar biasa untuk hanya menjadi aku ketika ada kesempatan untuk menjadi kita"

"Terkadang aku malu menjadi manusia."

"Tak perlu malu, kalian wajar demikian, meski tetap harus segera ada perbaikan"

"Mengapa wajar?"

"Karena Tuhan memberikan kompleksitas yang lebih di kehidupan kalian dibandingkan kami paprika. Apalah kami? Hidup kami sesederhana tumbuh, berkembang biak, dipanen lalu dimakan, atau tetap diam di dahan lalu jatuh membusuk di tanah. Kalian jauh lebih dr sekitar itu."

"Benar sekali."

"Di bumi yg tidak hanya untuk manusia ini, kalian lah manusia yang dijadikan khalifah. Jadi, kebersamaan buat kalian seharusnya tidak hanya sebatas sesama manusia. Tapi sepertinya menyelasaikan yg sesama manusia saja kalian belum. Jadi, kami diluar manusia masih menunggu dulu saja. Jangan terlalu lama, jangan sampai kami punah dan tak terjamah. Karena sesuatu yang dibiarkan hilang terkadang akan sangat sulit untuk pulang."