Kamis, 08 Agustus 2013

Pidato (Zaman SMA)



Assalamualaikum Ww. Ww.
Alhamdulillahiraabbil alaamiin wabihii nasta’iin alaa umuriddunnya waddiin wassholatu wassalaamu ala asrafil ambiyaa’i wal murasaliin sayyidinaa wa maulana Muhammadin wa ala aalihii washohbihi ajma’in, amma ba’d.
Yang saya hormati Bapak Nurokhim selaku guru pembimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan yang saya hormati pula serta saya banggakan teman-temanku semuanya.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kita dapat berkumpul dalam kesempatan kali ini dengan keadaan sehat wal afiat. Shalawat serta salam tidak lupa kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di hari kiamat nanti, amin.
Dalam kesempatan kali ini saya akan menyampaikan sebuah pidato yang berjudul “Pendidikan Moral Indonesia”. Menurut Wikipedia Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Ada juga yang menyebutkan bahwa moral adalah produk netral jiwa. Menurut saya moral adalah sikap atau perilaku yang benar-benar muncul dari hati nurani yang sesuai dengan etika dan norma yang berlaku. Jadi, ini adalah sebuah hal yang pantas bahwa moral memiliki nilai yang positif karena moral berasal dari hati nurani.
Indonesia sebagai bangsa tentunya mempunyai ciri khas moralnya tersendiri. Ciri khas moral Indonesia adalah adat ketimuran. Indonesia dikenal sebagai bangsa yang kental akan adat ketimuran seperti sopan santun, menghormati yang tua, saling menghargai satu sama lain, jiwa kekeluargaan yang erat dan sebagainya. Kemunculan adat ketimuran Indonesia itu berkat pendidikan-pendidikan moral yang diajarkan oleh kakek-kakek kita terdahulu. Orang Indonesia tempo dulu sangat menjunjung pendidikan moral selain pendidikan intelek. Berkebalikan dengan sekarang yang hanya mementingkan pendidikan intelek saja.
Sekarang orang  Indonesia mulai meninggalkan gaya hidup ketimurannya. Banyak orang yang lebih menyukai untuk hidup dengan gaya hidup barat. Memang bukan sesuatu yang salah apabila kita mengikuti arus kemodernan zaman tetapi setidaknya kita tidak meninggalkan siapa sebenarnya kita ini. Kita ini Bangsa Indonesia yang mempunyai moral ketimuran. Kita bukan bangsa barat yang hidup di bawah simbol “Patung Liberty”.
Hal ini harusnya disikapi oleh pemerintah Indonesia terutama bagian pendidikan karena pendidikan sangat berperan penting dalam pembentukan moral. Selain dapat memberikan pendidikan intelek, sistem pendidikan di Indonesia seharusnya juga dapat membentuk moral warganya terutama yang masih remaja. Sistem pendidikan Indonesia cenderung mirip dengan pendidikan barat yang dibawa oleh pemerintahan kolonial dahulu. Sitem ini tidak cocok dengan kepribadian dan kebutuhan Bangsa Indonesia. Pendidikan barat didasari oleh regering, tucht and orde, atau perintah, hukuman dan ketertiban atau paksaan. Dalam prakteknya, pendidikan yang demikian akan merusak kehidupan batin anak-anak. Budi pekertinya rusak karena hidup di bawah paksaan dan hukuman. Jika kelak dewasa, anak-anak yang telah rusak batinnya tidak dapat bekerja tanpa diperintah.
Menurut saya pendidikan moral di Indonesia itu masih kurang. Ini terbukti dari masih maraknya kasus-kasus kerusakan moral yang melanda Indonesia terutama pada remaja. Remaja yang seharusnya generasi penerus Bangsa Indonesia ini tetapi moralnya tidak mencerminkan kebangsaannya. Tawuran, tindakan bullying di sekolah, narkoba, dan lain-lain, itu adalah sebagian kecil dari indikator kerusakan moral ramaja bangsa ini sekarang. Tidak hanya pendidikan formal saja yang harus dibenahi tetapi pendidikan non formal terutama keluarga juga harus dibenahi. Keluarga harus dapat memberikan pendidikan-pendidikan dasar dari kehidupan yang dapat membentuk moral yang baik bagi anggota keluarganya.
Dari segi diri sendiri, kita harus mampu membekali diri dengan ilmu-ilmu yang dapat membentuk moral kita, seperti ilmu agama dan ilmu tentang budi pekerti. Kita juga harus mampu menyaring semua hal-hal yang masuk ke kehidupan kita. Tetapi semuanya itu tidak akan membuahkan hasil apa-apa apabila dari masing-masing individunya tidak mau untuk menerima pendidikan moral yang telah diberikan. Jadi tergantung dari kemauan diri kita dan hati kita masing-masing.
Demikian pidato dari saya. Semoga dapat memberikan manfaat bagi teman-teman dan juga bagi diri saya. Saya meminta maaf apabila ada kesalahan dalam penyampaian pidato ini. Terima kasih atas perhatian teman-teman.
Akhirul kalam, wassalamualaikum Ww. Ww.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar